Diskusi Umum Pekan Berfaedah: Mengenal Diri Melalui Refleksi Sejarah Tuban

Diskusi Umum Pekan Berfaedah: Mengenal Diri Melalui Refleksi Sejarah Tuban
Iklan Bawaslu Tuban

Tubanliterasi.or.idYuk Cuy, arek-arek Tuban. Mari cari berkah di bulan suci Ramadhan dengan berdiskusi. Mengenal diri melalui refleksi sejarah Tuban. Kita harus tahu, di dalam diri manusia terbentuk dari sejumlah aspek baik dari sisi spiritual, emosional, dan intelektual semuanya saling berkaitan serta saling mengisi. Proses pembentukan diri ini sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan tempat dan lingkungan dimana seseorang hidup (Habib and Michael R. M. Ward 2019). Dimana setiap orang dapat merasa bangga bila dapat menjadi bagian dari sesuatu yang menurutnya memiliki nilai. Terlebih jika sesuatu tersebut adalah tempat mereka hidup dan tumbuh, sehingga dapat menumbuhkan rasa syukur serta bangga. Untuk itu penting bagi kita mengenal siapa dan dari mana kita berasal sebagai bahan kita belajar salah satunya dengan merefleksi sejarah tempat kita tumbuh
.
Dalam hal ini, Kabupaten Tuban memiliki jejak historis kurang lebih 973 tahun berdasarkan temuan Prasasti Kambang Putih 1050 M. Melalui temuan tersebut sejarawan De Casparis dan epigraf Brandes menafsirkan Kambang Putih merupakan salah satu pelabuhan internasional di dekat Tuban (Prihatmoko 2014). Hal ini menunjukkan pentingnya posisi Tuban sebagai kota pelabuhan internasional dari Kerajaan Kahuripan dibawah Airlangga hingga pembagian takhta menjadi Jenggala dan Panjalu.

Beberapa abad setelahnya Tuban tetap eksis sebagai kota pelabuhan bahkan digunakan sebagai sarana ekspedisi pamalayu 1275 yaitu ekspansi militer Singhasari membendung pengaruh Dinasti Yuan di Tiongkok sebagai upaya menjalin hubungan diplomatik dengan Bhumi Malayu Kerajaan Dharmasraya. Dengan mengirim 2 putri Singhasari, utusan, serta Arca Amoghapasa sebagai simbol persahabatan.

Pada masa Majapahit, Tuban disebut sebagai salah satu basis armada maritim Majapahit yang terkenal dengan Kapal Jung dan meriamnya. Selain itu, Tuban menjadi salah satu sumber utama pendapatan Majapahit dari perdagangan maritim. Ditambah lagi letaknya yang strategis ditengah jalur dagang rempah Maluku, Jawa, Malaka menjadikan Tuban pernah menjadi kota pelabuhan tersibuk bagi Majapahit pada abad 13 – 14.

Diskusi Umum Pekan Berfaedah: Mengenal Diri Melalui Refleksi Sejarah Tuban
Sumber foto, panitia: Kontak donasi bisa menghubungi panitia pelaksana.

Posisi Tuban perlahan tergantikan sejak dibawah Kerajaan Demak karena muncul kota pelabuhan utama lain seperti Jepara. Namun, hingga abad 16 Tuban tetap menjadi wilayah terkuat bahkan independen setelah runtuhnya Pajang. Dicatat dalam ekspedisi Belanda dibawah pimpinan Jacob van Neck, bahwa pemimpin Tuban menemui mereka dengan menunggang gajah dan mengatakan dirinya sebagai Raja Jawa terbesar. Tuban benar – benar redup dari posisinya sebagai kota pelabuhan setelah serangan Mataram 1619 dalam ambisi Sultan Agung menguasai seluruh Jawa.

Belajar mengenai sejarah masa silam ini penting untuk menjadi dasar identitas terkait siapa diri kita dan darimana kita berasal. Melalui alur waktu jejak historis Tuban ini tentunya terdapat banyak pelajaran berharga dari setiap masanya yang dapat dijadikan inspirasi oleh generasi hari ini. Terlebih lagi sekarang banyak orang dari luar Jawa Timur tidak mengetahui eksistensi Tuban hari ini, apalagi mengetahui bahwa Tuban pernah berada dalam posisi strategis di jalur pelayaran internasional.

Oleh karena itu, kajian dan diskusi ini diselenggarakan untuk mengenalkan kembali bagaimana jatidiri Tuban. Setelahnya, pelajaran apa saja yang dapat kita ambil dari kisah tersebut, lalu bagaimana kita dapat lebih bersyukur sebagai warga Tuban hari ini.

Mari gabung berdiskusi, dan buktikan berkah yang bisa didapatkan bersama teman-teman komunitas. Isi waktu luang secara produktif, bergerak untuk masa depan Kabupaten Tuban yang berkelanjutan. (*)

Pos terkait