Tuban Literasi – Mengingatkan kembali perjuangan dan jasa Bung Karno terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia. Gerakan Tuban Menulis (GTM) Tuban lakukan, “Napak Tilas Pemikiran Bung Karno dalam Rangka Peringatan Haul Ke-52.” Selain itu berziarah ke makam sang proklamator tersebut, GTM juga berdiskusi dengan Kasubag Perpusnas Budi Kastowo. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada, Sabtu (18/06/22).
Dalam merumuskan ideologi Pancasila, Bung Karno menggunakan berbagai kajian literatur. Baik secara teks maupun konteks. Sehingga Pancasila bisa menjadi laku hidup masyarakat Indonesia, dalam berbangsa dan bernegara.
“Pancasila adalah konsep kehidupan manusia di alam semesta sesuai dengan hati nurani,” Ungkap Kastowo.
Bung Karno sangat mengunjung bahasa persataun. Dari buah perjuangannya, Bung Karno pernah mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra dari Paus Vatikan.
“Bung Karno itu orang cerdas, (Poliglot) mahir menerjemahkan bahasa asing, Inggris, Belanda, Jerman dan sebagainya. Karena persatuan terbentuk dari pemahaman bahasa dan pemikiran tokoh yang cerdas pada waktu itu,” terangnya.
Sementara itu, Founder Gerakan Tuban Menulis (GTM) Mutholibin menuturkan, manusia mempunyai rasa, itu terwujud pada Bhineka Tunggal Ika. Yaitu, rasa tunggal, pemilik kekuasaan dunia dan akhirat.
“Pada era digitalisasi ini. Seharusnya banyak informasi melalui berbagai literatur yang ada. Tinggal shertching, pasti menemukan apa pun yang dicari. Jangan sampai dengan kemajuan teknologi, melupakan jati diri bangsa,” Terang Bung Bin sapaan akrabnya.
Sangat disayangkan jika pemuda pada hari ini lupa atas jasa Bung Karno. Untuk meneladani pemikiran dan jejak sang proklamator hukumnya wajib. Karena ini bagian dari menjaga harga diri bangsa.
“Selain untuk mengingat jasa Bung Karno, kita melakukan penghormatan Haul Ke-52. Selain itu, kunjungan ke Perpusnas untuk melihat pemikiran Bung Karno yang termuat dalam buku-buku para penulis. Kami yakin bahwa, dengan diskusi dan menggali informasi tentang jejak beliau. Adalah untuk menjaga spirit darah juang dalam rangka menjaga, Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya.