Kader PMII Pemimpin Masa Depan, Lebih Siap Hadapi Tantangan

Kader PMII Pemimpin Masa Depan, Lebih Siap Hadapi Tantangan
Foto bersama IKA PMII Tuban dan tamu undangan dalam acara Pelantikan seluruh PAC IKA PMII se-kabupaten Tuban.
Iklan Bawaslu Tuban

Tuban Literasi – Pelantikan Ikatan Keluarga Alumni (IKA-PMII) telah usai. Namun ada pesan yang mendalam dari apa yang disampaikan antara KH Fathul Huda dan Wabup Riyadi. Pesan tersebut adalah bahan refleksi yang harus dicerna betul oleh seluruh alumni yang hadir di acara tersebut pada, Minggu (29/05/22). Kader PMII mempunyai citra diri besar sebagai kaum pergerakan, sebagai kaum intelektual. Yakni citra diri tersebut adalah untuk mencetak calon pemimpin masa depan. Jangan sampai, mimpi tersebut menjadi semacam angan-angan saja. Namun juga harus direalisasikan oleh seluruh kader PMII

Mudah-mudahan PMII mampu mengabdi pada masyarakat. Yang ujung-ujungnya nanti menjadi manusia yang khoirunnas. IKA-PMII punya pimpinan wilayah yang postur tubuhnya pendek, orang pendek itu sudah terlatih menyelesaikan masalah. Masalah-masalah tidak langsung instan, kalau orang jepang dulu kan pendek-pendek, kalau orangnya sudah tinggi, orang mau ngambil saja, itu kan tinggal metik. Itu faktanya.

Bacaan Lainnya

Tapi kalau orang pendek, kan harus memutar otak dulu, bagaimana cara ngambil buah. Dan anda tahu, ketua PW ika itu orangnya pendek, namun sudah terlatih dan tahu bagaimana biar tidak jatuh. Mudah-mudahan saja Gubernurnya kedepan Cak Thoriq. Sudah teruji

“Kalau yang tinggi seperti saya, itu kan ketika ingin ngambil buah, itu kan tinggal metik saja. Jadi tanpa ujian, mudah untuk meraihnya. Jadi harapan seperti inilah yang harus kita kejar. karena tingkat keberhasilannya lebih dominan,”

Seperti Pak Miyadi ini kan orangnya from zero, karena orangnya juga pendek. Kalau yang tinggi-tinggi dan instan, jangan ditunggu lama-lama. Karena semua serba instan, jadi pola pikirnya belum pernah menemukan kesulitan, belum teruji.

Harapan saya dan pengamatan saya, itu yang selama ini terjadi. Apalagi pengurus PC PMII itu hanya satau tahun, jadi gak akan bisa kerja. Contohnya pak Riyadi, apa-apa yang sudah lama itu dihapus semua, maka ndak akan bisa kerja. Yang namannya pembangunan berkesinambungan itu. Itu yang kita terapkan, apapun yang dibangun itu harus berksesinambungan.

Contoh saja, bangunan terminal baru yang menghabiskan uang itu kan gak berkesinambungan. Makannya jadi pemimpin itu harus mempunyai sifat berkesinambungan, “karena jika manusia tidak bisa menjaga hubungan baik dengan manusia, maka tidak akan bisa menjaga hubungan baik dengan Allah Swt.

Contoh saja, rapat itu kalau masuk waktu shalat, harus break dulu. Tapi karena tidak punya hubungan baik dengan manusia. Sehingga maghrib saja ditendang sampai shalat isyak. Staf gak ada yang berani ijin, sehingga yang terjadi, takutnya bukan karena Allah Swt, namun pada pimpinan. Ini karena tidak bisa membangun hubungan baik dengan manusia.

Sementara itu Riyadi menambahkan, Seluruh pengurus IKA-PMII dari PC sampai PAC yang sudah dikukuhkan, mau ndak mau harus siap melanjutkan estafet perjuangan.

“Bahwa kita hari ini ada kesulitan berjuang. Saya garis bawahi, ada kesulitan. Dulu setiap kegiatan sangat mudah sekali dan kita bangga melakukan kegiatan di pendopo. Jama’ah mudarosatul qur’an menangis. Karena satu tahun yang lalu dikukuhkan oleh bupati Tuban. walaupun tidak ada nilai harga uang. Bisa masuk di pendopo dan dihargai oleh pemerintahan, tapi temen-temen hafidlah menangis gak bisa melakukan harlah,” tuturnya.

Hari ini semua sadar menghadapi kesulitan. Sehingga apa yang terjadi harus diidentifikasi bersama-sama. Cari solusi, agar kesulitan ini bukan jadi rintangan. Riyadi menuturkan, eratkan ikat pinggang kita. Kita kuatkan rangkulan kita, bahwa kebesaran itu harus kita meneg untuk melanjutkan kepemimpinan yang lebih baik kedepan. Kader PMII jangan pernah merasa ada kesulitan dan rintangan. Karena sudah biasa men hadapi kesultan. Oleh sebab itu, rangkulan kita harus lebih kuat, bahwa kita tidak kecil.

Mulai dari bawah, dari nol. Sahabat-sahabati pasti bisa. Kita punya Allah SWT, tidak ada seoran pemimpin mulai jaman kerajaan, yang tidak menggandeng rohaniawan, mulai jaman kerajaan dulu, kerajaan besar disitu ada rohaniawan, bahkan Mbah Hasyim Asy.ari yang dulunya perintis, tokoh yang membentuk landasan negara ini juga dari Nahdlatul Ulama. Di Bejagung ada Mbah, Asy’ari, Majapahit saja takhluk dengan kyai, insya allah tidak ada yang sulit jika kita terus bergandengan dengan ulama. Kita meyakini, setiap kesuksesan pasti ada seorang ulama, kyai orang alim. Ada yang kita ketahui dan ada yang tidak kita ketahu, ada yang terang-terangan dan ada yang tidak.

“Oleh karena itu kita meyakini, kader-kader PMII akan berkhidmat pada bidangnya. Dan tokoh-tokoh yang hadir pada pelantikan hari ini akan menjadi inspirasi. Kedepan akan kita lanjutkan perjuanganya. Oleh sebab itu, hubungan, sinergitas, kolaborasi mengawal perjuangan umat, demi berkhitmad tetap dilanjutakan. Kedepan harus lebih inovatif dan menggelorakan semangat perjuangan untuk merealisasikan kesejahteraan yang diidam-idamkan oleh masyarakat Kabupaten Tuban yang sesungguhnya,” tutupnya.

Ketua PW IKA PMII Jawa Timur Thoriqul Haq menuturkan,, bahwa potret PMII zaman dulu itu hasilnya adalah IKAPMII yang sekarang. Ghirah PMII yang dibangun adalah ke-NU an dan kekuatan intelektual.

“Potret PMII Jawa Timur adalah alumni yang ada pada hari ini. Terbentuknya alumni ini adalah bagian dari ikhtiar untuk distribusi kader. Produk kader PMII harus tetap bergairah, tujuan ini dalam rangka mendorong kader untuk menempati pos-pos strategis, tegas Cak Thorid

Thoriq menambahkan, kader PMII harus siap merebut kepemimpinan. Karena kader adalah intelektual NU. Sehingga dengan tantangan kedepan, PMII harus lebih kuat dalam merebut perubahan

“Jangan tanya kaderisasi tantangannya apa. Namun kader PMII harus lebih siap untuk menghadapi masa yang akan datang. Suatu saat kader PMII akan semakin berkembang dari berbagai jaringan. Sehingga kader PMII harus membaca dan memanfaatkan peluang. Karena PMII yang nanti akan menjadi pemimpin mendatang,” pungkasnya.

Pos terkait