KH. Nuril Huda Suaiby Sosok Ulama Karismatik, Tegas dan Bijak

KH. Nuril Huda Suaiby Sosok Ulama Karismatik, Tegas dan Bijak
Iklan Bawaslu Tuban

KH. Nuril Huda Suaiby Sosok Ulama Karismatik, Tegas dan Bijak

Tubanliterasi.or.id – Berbicara sosok KH Nuril Huda mungkin adalah hal yang wajib bagi kader atau alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Karena dari buah pikiran dan gerakannya lah PMII terlahir ke dalam ruang diskusi (Mahasiswa-NU). Cita rasa dalam PMII adalah untuk mendidik para  Mahasiswa-NU untuk mencintai agama dan bangsa. Sehingga bangsa Indonesia selalu utuh dalam bingkai NKRI. Atas ruh islam yang ramah dengan haluan ahlussunnah wal jamah (Aswaja) annahdliyah. Itu adalah cita-cita putra asli kelahiran Kabupaten Lamongan Jawa Timur, tepatnya Kiai Nuril lahir pada tanggal 17 Agustus 1939. Kiai selalu menceritakan kegigihan dalam berproses di PMII.

Bacaan Lainnya

Kiai Nuril memang telah meninggalkan dunia ini. Namun jejaknya tidak akan terhapus oleh jaman yang serba modern. Bahkan untaian doa dan bau semerbak perjuangannya akan terus melekat pada tubuh generasi PMII selanjutnya.  

Dalam sebuah potongan video yang tersebar tentang cerita beliau saat menjadi mahasiswa yang selalu bangun setengah 5 pagi untuk beribadah shubuh, dilanjut jam 5-7 baca Al-Qur’an. Hal itu selalu dilakukan oleh kiai dalam menjaga statusnya sebagai seorang santri dan muassis (pendiri PMII).

Kiai sering menyampaikan keistiqomahannya tersebut dalam setiap forum yang dibuat oleh kader-kader PMII. Selain itu, kiai juga menyampaikan bahwa bangun pagi dan membaca Al-Qur’an adalah alarm pengingat, “kita sebagai kader PMII harus tahu bahwa kedisiplinan selalu melekat pada diri kita. bukan hanya kesehatan intelektual yang harus kita cari, melainkan kesehatan spiritual harus mampu tetap terjaga.”

Pesan ini adalah bagian dari spirit kiai untuk selalu mengingatkan kader PMII. Sebagai kader PMII, harus bisa menjaga nilai-nilai ibadah juga menjaga kewarasan otak. Sehingga antara spiritual dan intelektual beriringan dengan baik. Maka akan melahirkan kader-kader PMII yang ulul albab.

Selain tegas dalam berbicara, KH. Nuril Huda Suaiby juga sering bertutur kata dengan bijak dan syarat akan keilmuan. Sebagai sosok kiai dan aktivis PMII. Kiai selalu berpesan bahwa, “PMII itu tempatnya orang baik, santri NU, kalau nggak baik, jangan ikut PMII.” Kata-kata itu selalu tegas kiai sampaikan pada kader dan alumni PMII.

Kiai pernah berpesan pada kader PMII, “sekarang banyak sekali orang nggak mau belajar, oleh karena itu kader PMII harus yang pinter. Makanya yang muda harus dekat sama orang tua, tua ilmunya dan tua usianya.”

Dengan tegas kiai menyampaikan bahwa, di era modern banyak orang malas belajar. Namun seolah-olah menjadi orang yang paling tahu. Jika budaya belajar luntur, bagaimana generasi Indonesia kedepan. Oleh sebab itu, Kader PMII sebagai aktivias pergerakan harus belajar yang serius. Karena tugas Mahasiswa-NU tidak hanya berorganisasi di PMII saja. Namun juga mempunyai kewajiban untuk peka terhadap problematika sosial.

Pesan tersebut menjadi pengingat betapa ruginya kader PMII yang enggan berproses secara serius, menambah wawasan melalui pembelajaran maupun pengkaderan. Karena hilangnya ruh kaderisasi dari tubuh PMII akan menghilangkan citra diri kader yang ulul albab.

Selain itu, pesan yang tertulis dan harus di internalisasi kan pada diri individu-individu kader PMII bahwa kita sebagai kader harus selalu menyambungkan sanad ke ilmiahnya dengan lintas kader maupun alumni.

Pesan menadalam itu sebagai sarana untuk tetap menjaga mata rantai keilmuan yang jelas asal-usul dan sumbernya. Karena ilmu tanpa sanad yang jelas akan menjadikan manusia dekat dengan kesesatan. Sehingga kader PMII mempunyai misi besar dalam menjaga keilmuan yang penuh dengan referensi. Baik literatur buku, workshop, seminar maupun pelatihan. Namun yang tidak kalah ketinggalan adalah dekat dengan kiai dan ilmuan lainnya.

Adanya silatutrahim dengan sesama kader dan alumni adalah sarana yang baik untuk sambung sanad keilmuan. Selain itu juga akan menambah ghiroh perjuangan yang selalu dikumandangkan oleh aktivis PMII. Sampai kapanpun kader PMII akan menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI. Kemudian misi yang lebih mulia adalah berjuang demi agama dan bangsa.

Kita sebagai kader PMII adalah katalisator perjuangan para muassis NU dan PMII. Sehingga sampai kapanpun, PMII menjadi ruang yang paling ideal untuk menjaga kewarasan Mahasiswa-NU. Tanpa mengurangi rasa hormat, kader PMII harus tetap menjunjung tinggi pesan-pesan baik dari para alumni dan muassis PMII.

Beliau KH Nuril Huda, salah satu dari 14 pendiri PMII yang juga penah menjadi ketua LDNU PBNU tahun 2004-2010 wafat pada Rabu, 20 Desember 2023 pagi hari. Dan dimakamkan di Komplek Ponpes Darul Ulum, Medali, Kec. Sugio, Kab. Lamongan.

Meskipun kiai sudah meninggalkan kita, semangat kiai harus terwariskan oleh para kader-kader yang berproses pada hari ini. Jangan sampai derasnya kemodernan mengrogoti ghiroh kita dalam menjaga agama dan bangsa. Mari seluruh kader PMII bergandengan tangan untuk selalu mengimplemtasikan ruh perjuangan Kiai Nuril. Dan selalu kita panjatkan doa untuk kiai. Ini sebagai wujud hormad takhdim kita selaku kader dan penerusnya. (*)

Pos terkait