Tuban Literasi – Selalu sulit menjawab pertanyaan, “Di mana Gedung kesenian di Kabupaten Tuban ?” Sebab sejatinya memang tidak ada Gedung yang secara nyata dideklarasikan sebagai Gedung kesenian. Selama ini, ada gosip bahwa salah satu Gedung telah didedikasikan sebagai Gedung kesenian, tapi tentu saja kenyataannya tidak seindah itu “Gedung Budaya Loka”.
Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky dalam pembukaannya menyampaikan bahwa Bundaran Seleko dimaksudkan “untuk memberikan tempat berkarya untuk seluruh masyarakat Tuban.” Ironisnya, hanya berjarak beberapa meter saja dari lokasi itu ada Gedung Budaya Loka sudah 2 tahun kosong tanpa aktivitas. Bundaran Seleko yang menjadi hotspot aktivitas masyarakat Tuban dalam Car Free Night tidak mampu menghidupkan Gedung yang “mati suri” ini.
Secara harfiah, frase Budaya Loka berarti tempat kebudayaan. Hal ini menunjukkan bahwa Gedung Budaya Loka sejak awal telah direncanakan untuk kegiatan kebudayaan. Maka tidak berlebihan bila berharap Gedung Budaya Loka menjadi pusat kesenian dan kebudayaan di Kabupaten Tuban. Sejak berdiri, Gedung Budaya telah digunakan berbagai aktivitas kesenian dan kebudayaan, baik itu terkait literasi, sastra, seni rupa, teater, musik dan sajian budaya lain. Tapi tiba-tiba sebuah papan tertulis “Renovasi” mengunci setiap pintunya selama 2 tahun. Dan sejak itu, seniman dan budayawan menggelar pertunjukannya di “jalanan” dan selalu kelimpungan mencari tempat yang pantas untuk kesenian dan kebudayaan.
Gedung Kesenian, sebagai pusat kesenian dan kebudayaan sejatinya menjadi tempat bertemu, menunjukkan karya, mengapresiasi dan menjadi pusat pengembangan kesenian dan kebudayaan. Pemerintah daerah, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan bertugas menyediakan sarana dan prasarana Kebudayaan (Pasal 44). Pembangunan sarana kebudayaan ini juga selaras dengan Agenda Strategis Pemajuan Kebudayaan yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tentu saja tidak sekedar ada, tapi segera harus dapat digunakan oleh seniman dan budayawan untuk melakukan aktivitasnya.
Karena itulah, maka untuk mempercepat selesainya “Renovasi” Gedung Budaya Loka, maka waktunya seluruh elemen masyarakat berkontribusi. Kontribusi dan kolaborasi ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan. Maka seniman, beserta seluruh elemen masyarakat menginisiasi Gerakan #KOINUNTUKBUDAYALOKA sebagai upaya gotong royong mewujudkan iklim kesenian dan kebudayaan yang semakin bagus di Kabupaten Tuban.
“Pendidikan berbasis budaya akan menjadi pondasi dasar karakter masyarakat Kabupaten Tuban, sekaligus sebagai filter derasnya budaya asing yang tidak sesuai dengan keluhuran pekerti”
Hal ini juga sekaligus menjadi perwujudan pusat kesenian dan kebudayaan sebagai sarana yang disampaikan oleh Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky sebagai salah satu wujud visi, misi dan program kerjanya di bidang kebudayaan selama berkampanye.