اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ
حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
“Masa Muda Engkau Sebelum Datangnya Hari Tua”.
Masa muda hendaklah dipergunakan sebaik-baiknya untuk mencapai kebaikan, kesuksesan, dan keberhasilan, karena masa mudalah kita mempunyai ambisi, keinginan dan cita-cita yang ingin kita raih, bukan berarti masa tua menghalangi kita untuk tetap berusaha mencapai keinginan kita, tapi tentulah usaha masa tua akan berbeda halnya dengan usaha saat kita masih muda. Maka dari itu masa muda hendaklah diisi dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat hingga tidak menyesal di kemudian hari.
“Masa Sehat Engkau Sebelum Dilanda Sakit”.
Hal ini juga anjuran agar kita senantiasa waspada pada segala kemungkinan yang sifatnya diluar prediksi manusia, seperti halnya sakit. Sakit disini bukan sebatas sakit jasmani, tapi juga sakit rohani. Maka ketika kita sehat jasmani-rohani, hendaknya kita senantiasa mempergunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat tanpa mengulur-ngulur waktu. Coba kita bayangkan, ketika kita sakit yang paling remeh, sakit gigi, kepala pusing, perut sakit, flu semua termasuk yang sering menimpa penyakit tersebut sakit yang paling kecil tapi kita sudah kesakitan yang luar biasa. Belum sakit yang level nya tinggi. Bagaimana rasanya. Oleh sebab itu ayo kita jaga kesehatan setiap hari.
“Masa Kaya Engkau Sebelum Masa Miskinmu”.
Tidak terlalu jauh berbeda dari penjelasan di atas, ketika kekayaan ada pada kita, baik itu berupa materi atau lainnya, maka hendaknya kita memanfaatkannya sebaik-baiknya, jangan menghambur-hamburkan. Tak dapat dipungkiri semua manusia ingin memiliki kekayaan, bahkan banyak rumah tangga yang brabe hanya gara-gara kekayaan seakan-akan harta menjadi penompang kesuksesan rumah tangga. Padahal yang menompang kesuksesan rumah tangga adalah rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Hati yang selalu berjiwa besar dan hati selalu di iringi dengan neriman ing pandum.
“Masa Luang Engkau Sebelum Datangnya Waktu Sibuk”.
Disini kita dianjurkan untuk menghargai waktu, agar bisa diisi dengan hal-hal yang bermanfaaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Misalnya, menengok saudara ketika ada kesempatan sebelum kesibukan menghampiri kita, hingga tidak sempat lagi untuk sekedar mengunjungi kerabat.
“Masa Hidup Engkau Sebelum Datangnya Saat Kematian”.
Yang terakhir ini merupakan cakupan dari empat hal diatas. Ketika kita diberi kehidupan maka hidup yang diberikan pada kita itu sebenarnya merupakan kesempatan yang tiada duanya. Karena kesempatan hidup tidak akan datang untuk kedua kalinya. Perlu kita ingat bahwa kematian dan kehidupan adalah dua sisi yang tak terpisahkan, dan kematian menjadi rahasia Allah, jadi manusia meninggal dapat sewaktu-waktu. Oleh sebab itu mari kita jalani hidup ini dengan memberikan manfaat kepada sesama.
Lima hal tersebut merupakan inti misi dan visi hidup manusia, karena kunci kesuksesan itu terletak pada bagaimana kita “mempergunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya”. Mempergunakan kesempatan adalah bentuk pasrah pada upaya & usaha, bukan pada hasil. Prinsip pasrah pada upaya & usaha akan membentuk jiwa yang teguh, tegar, kuat, dan tidak mudah putus asa. Bila suatu saat upaya kita belum menghasilkan target yang kita harapkan, maka kita tidak lantas putus asa, karena kewajiban kita adalah berupaya. Berupaya dan berupaya. Itulah lima kemerdekaan kita di dunia dan ahirat ketika kita dapat menjalankan lima perkara sebelum datangnya lima perkara.
(*) penulis adalah ustadz muda