Tubanliterasi.or.id – “Subbanul Yaum Rijallul Ghod” salah satu maqolah yang mempunyai arti pemuda adalah pemimpin masa yang akan datang. Semangat maqolah inilah dapat dipakai oleh generasi milenial dalam memberikan kontribusi terhadap pembangun masyarakat Indonesia. Karena generasi milenial adalah harapan dan tumpuan di masa mendatang. Jika generasinya lembek, tidak kreatif, dan pemalas. Maka hancurlah sebuah bangsa.
Generasi milenial harus mempunyai gagasan yang dekat stakeholder. Agar mampu memberikan pandangan secara subtantif terhadap kebijakan publik. Arah tersebut untuk pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Permasalahan dalam mengentaskan kemiskinan bagi generasi milenial tidak hanya selesai di diskusi saja, tetapi harus ada gerakan kongrit. Sehingga mampu bersinergi dalam berbagai sektor pembangunan.
Generasi abad 21 ini perlu diberi penanaman nilai penting dalam memahami isu sosial dan pemupukan jiwa kepeloporan. Dengan misi tersebut generasi milenial diharapkan dapat ikut serta secara proaktif di dalam setiap kegiatan. Sehingga nantinya akan tumbuh kepedulian dan mempunyai rasa tanggung jawab.
Solidaritas sosial yang dimotori dengan semangat yang menggebu-gebu, tekat yang kuat dan pemikiran yang masih segar. Dapat memberikan perubahan baru dalam tatanan masyarakat. Kita semua tahu bahwa menjadi pelopor gerakan perubahan bukanlah hal yang mudah. Namun perlu adanya stimulus untuk memulai perubahan. Jika tidak sekarang, kapan lagi? Minimal dilingkungan kita berada. Sekarang yang harus dilakukan adalah bagaimana mengelola potensi dengan baik. Jangan sampai potensi yang sedemikian besar hanya menjadi barang mati. Malah tidak tergarap dan sia-sia. Karena itulah, semua harus saling mengingatkan dan sadar diri.
Generasi milenial bersama semua kalangan harus duduk bersama memberikan peran yang seluas-luasnya bagi masyarakat. Tujuannya untuk turut serta dalam mewujudkan masyarakat yang maju. Dalam hal mewujudkan tujuan bersama, perlu adanya fasilitas yang mendukung. Ruang diskusi publik, ketersedian data dan feedback pemangku kebijakan, dan terutama program peningkatan SDM. Secara praktis untuk meningkatkan berkompetensi di berbagai sektor.
Maka semua elemen harus memikirkan yang terbaik bagi keberlangsungan masa depan generasi bangsa. Agar tumbuh menjadi pemimpin yang dapat memecahkan permasalahan. Bukan menjadi pemimpin yang menambah masalah. Ini dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pembangunan yang efektif dan efisien. Sehingga generasi milenial harus diberi kesempatan seluas-luasnya dan didorong mau terlibat dalam pembangunan yang lebih berkualitas. (*)