Pola Pikir Generasi Bangsa yang Dekat Dengan Teknologi

Pola Pikir Generasi Bangsa yang Dekat Dengan Teknologi
Iklan Bawaslu Tuban

Tubanliterasi.or.id – Derasnya era digitalisasi membuat budaya ngopi menjadi tidak asyik. Jika dulu ngopi adalah sarana gojlok-gojoklan dan diskusi. Sangat berbeda jauh dengan sekarang. Hanya diam terkunci dan mantengin hp. Warkop hanya tempat nongkrong, main game, Main Berasama (Mabar). Pokok udah nggak asyik. Yang ada hanya melihat para gamers misuh-misuh, Jancuk, Anjing dan lain sebagainya. Seolah, beban yang harus dipikul oleh generasi milenial, hanya selesai dengan saling mengumpat.

Tidak memikirkan resiko yang timbul, sekarang, kini dan nanti. Dedikasi hidupnya hanya untuk game. Bangsa ini sudah tidak cukup waktu untuk berpikir mencerdaskan anak bangsa. Alasannya memang efek teknologi, “hanya itu alasannya.” Kita tidak pernah siap dalam urusan menjemput kemajuan yang sesungguhnya. Memberikan yang terbaik untuk kemajuan bangsa.

Bacaan Lainnya

Negara tidak pernah hadir memberikan safety bagi generasinnya dalam mengikuti perkembangan teknologi. Padahal, semakin hari lingkungan masyarakat tidak normal. Bayangkan saja, anak muda pagi-pagi nongkrong di warkop hanya untuk cari wi-fi dan menghabiskan waktu dengan game.

Kekuatan sebuah bangsa terletak pada kualitas generasinya. Karena merekalah yang akan menjunjung tinggi masa depan bangsa. Wajah kehormatan suatu bangsa dalam segala konteks kehidupan, juga mereka yang akan melanjutkan. Jika para generasi dalam suatu negara mengalami kerusakan moral. Maka dapat mempengaruhi nasib bangsa itu sendiri. Karena bagaimana pun, nasib bangsa ada di tangan generasi saat ini (kaum milenial). Mereka yang akan mewarisi estafet kepemimpinan di masa mendatang. Oleh sebab itu, negara harus memberikan pengawasan terhadap keberlangsungan generasi bangsa.

Jangan sampai perkembangan generasi emas teracuni oleh bebasnya teknologi. Yang terpenting adalah, menyiapkan generasi terdidik berbasis teknologi. Itu lebih baik. Pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan oleh negara bisa menjawab kebutuhan sekarang. Maka generasi yang ada harus disiapkan untuk menjadi komponen yang penting. Sehingga keberadaan mereka merasa dilibatkan dalam pembangunan bangsa Indonesia, baik secara nasional maupun daerah.

Hal ini berkaitan erat dengan kesiapan generasi yang mapan dalam segala aspek. Wawasan luas, inovatif, dan juga memiliki tingkat kreativitas yang tinggi. Alasan tersebut untuk memperkuat tujuan pendidikan dengan basis teknologi. Semua harus paham, pembangunan negara yang terbaik dimulai dari peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Tanpa adanya generasi yang berkualitas. Indonesia akan menjadi negara yang terombang-ambing tanpa arah tujuan. Akan sulit mengalami perubahan dan akan mudah pula kehilangan identitas. Oleh sebab itu, peran negara harus diperkuat.

Negara hadir melalui dunia pendidikan dan menanamkan jiwa semangat perjuangan yang tinggi pada generasi milenial. Jika perlu, berikan padangan umum dan tujuan para pendiri bangsa terdahulu. Tujuanya tidak lain, dan tidak bukan adalah untuk memupuk semangat berprestasi. Agar dapat membanggakan bangsa Indonesia di mata dunia, menghilangkan jiwa pecundang, menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

Terlebih lagi semangat generasi milenial untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Agar klaim generasi milenial yang dekat dengan teknologi tidak sia-sia. Selain itu, semangat perjuangan generasi milenial harus tumbuh dengan kesadaran kritis. Bahwa masyarakat menunggu peran mereka. Jangan buang waktu dengan Mabar. (*)

Pos terkait