SMP Islam Sunan Bejagung Gandeng Gerakan Tuban Menulis Wujudkan Literasi Sekolah

SMP Islam Sunan Bejagung Gandeng Gerakan Tuban Menulis Wujudkan Literasi Sekolah
Iklan Bawaslu Tuban

Tuban Literasi – Siswa dilihat sebagai seseorang “subjek didik” yang mana nilai kemanusian sebagai individu, sebagai makhluk sosial yang mempunyai identitas moral, harus dikembangkan untuk mencapai tingkatan optimal dan kriteria kehidupan sebagai manusia warga negara yang diharapkan, (Muhaimin Dkk, 2005).

Demi mewujudkan itu, SMP Islam Sunan Bejagung gandeng Gerakan Tuban Menulis (GTM) untuk mendorong santriwan dan santriwati semangat berkarya dalam bidang literasi. Kegiatan tersebut diikuti oleh para santri kurang lebih 150 orang yang dibagi dalam lima kelas. Pelatihan tersebut dilaksanakan di lingkungan pesantren Sunan Bejagung Desa Bejagung Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban pada, Minggu (15/05/22).

Bacaan Lainnya
SMP Islam Sunan Bejagung
Foto Bersama Siswa SMP Islam Sunan Bejagung dengan Gerakan Tuban Menuli

Kepala Sekolah SMP Islam Sunan Bejagung Muammar Najib menuturkan, kerjasama dengan GTM ini untuk memberikan semangat para santri agar mampu berkarya dalam bidang literasi.

“Kegiatan pelatihan menulis ini dalam rangka meningkatkan kecakapan para santri. Selain itu juga mengenalkan para santri bentuk tulisan baik, puisi, artikel, essay, cerpen dan lain sebagainya,” terang Najib sapaan akrabnya.

Najib menambahkan, semua orang punya potensi untuk menjadi penulis. Apalagi santri identik dengan kajian literasi.

“Semoga nantinya ada santri yang menjadi penulis terkenal,” harap Najib pada santri yang telah mengikuti pelatihan.

Lebih lanjut Mutholibin selaku founder GTM menambahkan, dengan menulis siswa dapat meraih berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman. Semua orang punya potensi menjadi penulis.

“Menuangkan gagasan dalam sebuah tulisan adalah bagian dari membangun sebuah peradaban bangsa. Kita tahu bahwa JK. Rowling penulis novel Harry Poter, Andrea Hirata penulis novel Laskar Pelangi dan Habiburrahman El Shirazy penulis novel Ayat-ayat Cinta. Mereka bertiga berhasil membangun karir melalui bidang literasi,” terang Bung Bin sapaan akrabnya.

Menulis merupakan perwujudan dari transformasi keilmuan. Dengan menulis para santri dan santriwati mampu merealisasikan pemikirannya selama menimba ilmu dalam lingkuan pesantren. Mutholibin menyampaikan.

“Dalam berbahasa memiliki empat keterampilan yakni mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Selain itu, mengajak santri untuk mencari gagasan melalui pendengaran yang kerap ditemui dalam aktifitas keseharian. Setelah itu baru dituangkan dalam tulisan,” terang Bung Bin.

Dalam kesempatan tersebut Bun Bin menambahkan, kegiatan ini sebagai upaya menumbuhkan kecintaan literasi pada santri. Santri diajari untuk kreatif menulis, menuangkan ekspresi diri dalam wujud tulisan.

“Ikhtiar ini wujud kampanye GTM dilingkungan sekolah dan pondok pesantren. Sebagi usaha membudayakan literasi di PP Sunan Bejagung untuk mewujudkan santri yang cerdas, hebat dan mertabat. Dengan menulis, santri dan siswa diharapkan mampu mengasah berbagai ketrampilan seperti kosa kata, gaya penulisan, melatih daya ingat dan kebiasaan membaca,” tandas  Bung Bin.

Salah satu seorang santri Fajar Dwi Saputra menuturkan, pelatihan ini bisa menambah pengetahuan dalam bidang literasi.

“Harapan saya GTM memberikan pelatihan lanjutan. Karena saya ingin menjadi penulis yang berwawasan luas. Syukur-syukur menjadi penulis terkenal,” tutur Fajar.

Pos terkait