Tubanliterasi.or.id – Di era digital yang semakin cepat. Manusia dituntut untuk terus berinovasi dan mengikuti perkembangan teknologi. Tidak terkecuali, perusahaan, pemerintahan, masyarakat, pelaku pendidikan dan organisasi. Oleh sebab itu, manusia tidak bisa mengabaikan keberadaannya. Melihat fenomena tersebut, Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Cakrajaya adakan pelatihan manajemen media dan desain graphic. Kegiatan tersebut bertempat di Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban pada, Senin (20/02/23).
Kegiatan tersebut diikuti oleh organisasi intra dan ekstra kampus. Selain itu, turut hadir beberapa alumni PMII Makhdum Ibrahim.
Menurut Ketua Rayon Cakrajaya Sefti Hasan Husaini, pelatihan ini dalam rangka meningkatkan kualitas hard skill dan soft skill mahasiswa (khususnya kader PMII). Mau atu tidak, seorang mahasiswa diwajibkan memiliki banyak pengetahuan dan wawasan. Agar nantinya, keika terjuan ke masyarakat lebih siap.
“Kita ketahui bahwa perkembangan teknologi tidak bisa dihindari. Karena berbagai informasi mengalir deras dan menembus batas dimensi kehidupan manusia. Untuk itu, mari hidupkan dunia medsos dengan kegiatan positif dan mencerdaskan bagi masyarakat luas,” tutur Obeng sapaan akrabnya.
Obeng menambahkan, kecepatan berbagai informasi hanya dalam hitungan menit bahkan detik. Untuk itu, pelatihan manajemen media dan desain grafic diadakan. Agar mahasiswa yang mengikuti organisasi intra dan ekstra dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Persisnya, keberadaan teknologi adalah untuk memaksimalkan potensi diri.
“Semua tahu bahwa, perkembangan teknologi bisa mendatangkan manfaat, juga bisa mendatangkan masalah. Tergantung penggunaan kita, misalkan jual beli online, edukasi dan diskusi. Itu lebih mendatangkan manfaat untuk orang banyak. Oleh sebab itu, kecanggihan teknologi jangan disia-siakan,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Komisariat Ali Muhrizam menyampaikan, mahasiswa tidak bisa apatis terhadap perkembangan jaman yang semakin cepat. Pelatihan ini untuk menjawab tantangan tersebut. Sudah sepatutnya, era digital dimanfaatkan semaksimal mungkin.
“Saya harap, pelatihan ini dapat memberikan output yang jelas. Misalkan membuat komunitas kajian via online dan aktif bermedsos secara edukatif. Selan itu, untuk mendongkrak popularitas organisasi secara bersama-sama. Kemudian, dapat memilih peran yang strategis, peka kondisi sosial dan dapat membangun pikiran secara transformatif,” tegas Rizam.
Kata dia, Rizam, mahasiswa mesti peka terhadap banyak hal. Semangat organisasi tidak boleh luntur. Untuk itu, mahasiswa tidak bisa menyepelekan keberadaan organisasi. Karena banyak stimulus yang didapatkan. “Saya mempunyai keyakinan bahwa proses di PMII tidak ada yang sia-sia. Banyak bentuk perubahan yang bisa kita lakukan. Baik secara pribadi maupun kelompok. Nah, pelatihan ini untuk membuat perubahan di dunia maya dan nyata,” pungkasnya.