Upaya Menjaga Kearifan Lokal Secara Prefentif Dari Dampak Globalisasi

Upaya Menjaga Kearifan Lokal Secara Prefentif Dari Dampak Globalisasi
Sumber gambar : kompasiana
Iklan Bawaslu Tuban

Oleh: Ahmad Juremi

Tuban Literasi – Indonesia adalah Negara yang paling strategis menerima Globalisasi & Teknologi. Sehingga tidak dapat dipungkiri akan adanya dampak pada perubahan paradigma dan beberapa aspek kehidupan. Maka, perlu menjaga tradisi warisan leluhur bangsa Indonesia (kultur timur). Mengapa demikian? Karena Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan masyarakat yang majemuk, juga sumber daya alamnya yang melimpah.

Bacaan Lainnya

Seiring digenjotnya insfrastrutur –yang memberi kenyamanan bagi insvestor– diakui atau tidak Indonesia sebagai lahan suburnya Globalisasi dan teknologi. Menurut Dr. Nayef R.F. Al- Rodhan, Globalisasi adalah suatu proses yang mencangkup kasus, penyebab dan konsekuensi dari perpaduan transkultural pada kegiatan yang dilakukan oleh manusia dan kegiatannya yang dilakukan oleh suatu mesin. Sedangkan menurut Thomas L Friedman, globalisasi memiliki dimensi teknologi dan Ideologi. Memang dalam suatu dimensi berupa teknologi Informasi telah menyatukan dunia dengan dimensi Ideologi yakni berupa Kapitalisme dan Pasar Bebas.

Dari beberapa pendapat diatas mari kita berbicara tentang historis lingkungan dan sosio-kultur. Kembali pada tahun 40-70an, dengan meminta seseorang bercerita di masa itu dan mengetahui keadaan zaman sekarang. Kita akan mengetahui gambaran kondisi geologis, sosial, budaya dan kearifan lokal serta lingkungan pada kala itu. Tanpa tendensi dan ragu orang yang hidup di zaman itu, mereka akan menjawab apa adanya. Contoh saja, bukit dan pegunungan masih asri, udara belum panas, belum ada anomaly cuaca. Peralatan transportasi masih menggunakan sapi dan kuda, belum ada listrik, apa lagi internet dan aspek budaya lain yang bisa diwariskan sampai hari ini.

Kita bandingkan sekarang, hamparan lahan produktif yang terdapat pepohonan menjulang dan hijau kenyataanya disulap menjadi bangunan dan industri, mesin-mesin penghasil gas polusi sehingga udara menjadi panas. Tidak bicara data, salah satu kalimat kearifan lokal “pokok’e pasti panas”, mengisyaratkan dampak negatif itu ada dan dirasakan oleh masyarakat sekarang bersama perkembangan globalisasi & teknologi.

Gejala negatif akibat globalisasi dan teknologi yang tumbuh subur di Negara kita ironis bukan? Berbagai budaya mengalami degradasi sedikit demi sedikit. Seperti munculnya ujaran kebencian yang sebenarnya bukan termasuk budaya kita, dewasa ini hadir secara masif hanya sebagai alat kepentingan politik. Jelas hal ini mengurangi kualitas nilai dan kearifan lokal di kehidupan kita.

Tak putus di situ, momentum politik lima tahunan juga dijadikan ajang untuk merusak budaya dan kearifan lokal yang ada. Kita lihat pada saat pemilu Presiden, menebar kabar bohong dan konten fitnah yang menyangkut moralitas melalui media sosial menjadi jurus jitu yang efektif untuk merebut kekuasaan. Entah dampak yang terjadi bagaimana.

Dampak lain dari globalisasi dan teknologi itu juga meradang pada sistem yang amburadul. Bagaimana bisa demikian? Hal itu terjadi karena proses demokrasi sudah diracuni dan direkayasa. Sehingga menelurkan kebijakan yang amburadul dan tidak amanah. Lihat saja segudang konflik agraria tak pernah habis dan terselesaikan. Indikasi regulasi pasti disiasati dengan cara kong-kalikong. Dimana peran Pemerintah?

Nah itulah sebagian potret dampak dari globalisasi dan teknologi. Yang menjadi PR bersama adalah bagaimana kita menjaga warisan leluhur. Untuk menjaga kultur warisan leluhur bisa kita mulai dari diri kita sendiri, yaitu dengan merubah kepribadian diri sendiri hingga akhirnya mampu merubah komunal besar. Menjadi pribadi yang memiliki moralitas yang baik, santun, toleran dan tidak mudah terpengaruh oleh berita HOAX bisa menjadi bekal untuk menjaga warisan leluhur dari ancaman cengkeraman globalisasi. Selain itu penggunaan teknologi secara bijak juga turut andil dalam merawat budaya leluhur agar tetap terjaga dan lestari.

penulis adalah founder NHC CENTER

Pos terkait